SEGERA BERGABUNG DI POKER757 SITUS JUDI ONLINE TERPERCAYA YANG AMAN DENGAN MINIMAL DEPOSIT Rp25.000 DAN MINIMAL WITHDRAW Rp50.000, MENYEDIAKAN 8 GAME DALAM 1 AKUN : BANDAR66(BARU) , BANDARQ , POKER , BANDAR POKER , DOMINOQQ , CAPSASUSUN , ADUQ , SAKONG^^ , YANG PASTI FAIR PLAY TANPA BOT !!.

Kisah hidup Bunga & nadin yang Haus Bercinta

No Comments

Nadin akan memulai ceritanya, cerita di hari jumat dua bulan lalu. Saat itu aku ingat aku sedang mengerjakan tugas kelompok di kampus sampai sore dan aku lupa karena sudah membuat janji dengan Alvin untuk menonton film Avengers bersama dirinya.

“maaf ya sayang, aku ada kerja kelompok mendadak,” ujarku dari telepon,

“tapi sayang aku udah beli tiketnya, aku tunggu di rumahmu loh ini dari jam 8!” suara Alvin nampak kecewa.


Kami sempat beradu argumen kala itu dan aku menutup telepon dengan kasar.

Aku mulai ingat di hari itu, “terus Din, ceritain deh kamu kok bisa sama pacar kakak diperkosa!” nadin pun memulai ceritanya.

Nadin pulang dari ekstra basket menggunakan kaos seragam basketnya tanpa lengan dan baju seragamnya dia taruh di tas, dia mendapati Alvin pacar kakaknya tengah duduk di teras rumah, nampak wajahnya begitu dongkol.

“Siang kak! Kakak enggak jumatan?” tanya nadin menyapa Alvin.

“enggak kok Din, nanti kakak jumatan kok , kan masih jam 10, kamu habis basket ya?” tanya alvin nampak tersenyum.

“iya kak, masuk dulu aja kak tunggu didalam,” nampak Nadin menawari Alvin untuk masuk dan alvinpun masuk duduk di sofa depan Tv.

Alvin melepas jaket hoodnya dan mengenakan baju cardinal dan ripped jeans. Nadin nampak menaruh tasnya di ruang tamu dan pergi ke dapur membuatkan minum untuk alvin,

“diminum kak jusnya,”

Mereka berdua nampak mengobrol dengan penuh canda,

“Din kakak jumatan dulu ya!” pamit Alvin meninggalkan Nadin.

Nadin pun sendiri duduk menonton Tv, dia melihat Hp Alvin tergeletak di meja lalu mengambilnya, dia menggeledah isi hp itu dan mendapati sebuah video,

“waduh video bokepnya kak alvin nih!” gumam Nadin, dia lalu menyetelnya dan kaget ternyata itu video kak alvin sedang bermesraan dengan kak Silvie, teman kakaknya di kampus,

“sialan kak Alvin nyelingkuhin kak bunga!” namun nadin tidak mematikan hp itu dan malah menontonya.

Tanganya mulai memainkan vaginanya dari balik celana basketnya, nampak dia menggigit bibir bawahnya dan mengerang.

“ehmmm.. ah.., ah.., hmmm..,” tangan kanannya dia masukan ke dalam celanaya dan tangan kirinya masih memegangi hp. Dia menaikan kakinya ke atas sofa seperti menjongkok namun tidak.

Dia memajukan bokongnya mempermudah dirinya menggesekan tanganya ke vaginanya,

“gede bener tititnya kak Alvin, mana badanya bagus banget duh,” gumamnya.

"Kak alvin.. ahm .. ahm ..,” mulutnya mulai mengigau sambil masih tangan kanannya memainkan vaginanya dan tangan kirinya sudah meremasi dada kecilnya dari balik baju basketnya yang penuh keringat,

“ehm.. eehh.. ah.. iya kakak terus!” racaunya.

Tanpa dia sadari Alvin sudah berada di belakangnya, dengan sarung yang dia gunakan untuk solat dia membekap Nadin,

“eh siapa ini? Lepasin lepasin hmmmm!” mulut nadin di bekap dan badan mungilnya di gendong alvin menuju kamar kakaknya, sesampainya di sana dia melempar nadin ke kasur,

“dasar perek! Lu jadiin gue objek imajinasimu ya! kalau mau tinggal minta aja bego!” serunya dengan kasar,

“ampun kak ampun,“ nadin terlihat ketakutan dan berusaha keluar dari kamar, dia berdiri dan hendak berlari namun Alvin memeluknya, dengan kaki kirinya alvin menendang pintu kamar itu hingga tertutup.

Dia lalu melempar nadin ke kasur lagi dan mengunci pintu, dia membuang kunci ke arah kamar mandi di kamar itu,

“lu mau gua perkosa kan? Bilang aja!” bentaknya, langsung menimpa nadin yang ketakutan di atas tempat tidur, Alvin menarik ke atas tangan nadin dan menciumi ketiak nadin,

“kak! Ampun kak! Aku ini adik pacarmu kak!” seru nadin meronta ronta, namun Alvin tetap menjilati ketiaknya, lidah alvin menjilati dada luar nadin dari celah bajunya,

“kak geli kak ampuun!” nadin nampak menahan geli.

Kali ini Alvin mencium nadin dan mengulum lidah nadin, tangan alvin meremasi buah dada nadin dari luar kaosnya, nadin nampak mendorong dorong dada Alvin dan memukul mukul dadanya dengan kedua tanganya namun alvin menampar nadin,

“perek nikmati aja! Ga usah berlagak sok suci!” kembali alvin menciumi leher nadin dan nadin pun berteriak ,

“toloong ! tolooog! hmmmmm! Alvin memasukan tititnya ke dalam mulut nadin,

“emut cepet! Lu pingin kan ngemut kontol gua hah!” nadin pun mengemut titit Alvin, air mata nadin mulai menetes di pipinya. alvin mengikat kedua tangan nadin dengan sarung yang diagunakan untuk jumatan, kedua tangan alvin menggenggam kepala nadin dan mendorong menariknya terus seperti itu,

“Arrrghh enak ! Terus!” seru Alvin meracau, kaki alvin berusaha melepaskan celana jeans serta celana dalamnya dan sekarang alvin hanya menggunakan baju cardigan nya yang masih terkancing rapi.

Nadin tersedak, Alvin telah klimaks di mulut nadin,

“aH enak Din! Lu perek baru gua sekarang!” serunya, lalu Alvin memainkan tanganya ke buah dada Nadin,

“jangan dimuntahin! Telen ya awas lu!” bentaknya sambil mengemut pentil nadin dari luar kaos basket. nampak Nadin menelan air mani ALvin yang bau amis itu .

Nadin mau berteriak namun nampak dia mulai menikmati, dia menggigit bibir bawahnya dan memejamkan matanya,

“kak lepasin ikatan ini,” pinta Nadin, alvin pun melepaskan sarung tersebut dan menarik baju nadin ke arah kanan, menyebabkan pentil susu kiri nadin terpampang jelas,

“wah warnanya pink! Sini kakak bantu biar cepet besar susumu ya!” serunya menghisap pentil kiri nadin.

Nadin menarik baju cardigan Alvin dengan kedua tanganya dan breet.. nampak kedua kancing atas baju itu sobek,

“Eh lonte! Baju mahal ini!” seru alvin menampar Nadin, dia lalu membuka kancing bajunya sampai habis namun tidak melepas bajunya, Nadin mengelus perut sixpak alvin dan dada bidang alvin,

“lu suka ya sama badan gua?” tanya Alvin, nadin hanya mengangguk,

kini alvin menarik baju basket itu ke atas, sehingga menunjukan kedua puting nadin yang pink,

“gua suka sama susumu yang masi kecil ini,” Alvin menggigit pentil kiri nadin dan meremas susu kananya dengan sangat brutal tanpa kasih,

“SAAAKIIITTTT!” teriak Nadin meremas kepala Alvin,

Alvin menjilati perut datar putih nadin dan dengan brutal merobek celana nadin breeet.. celana itu terbelah menjadi dua dan menampakkan celana dalam hello kitty nadin,

“duh hello kitynya lucu ya!” nampak alvin melahap semua vagina kecil nadin, dengan telunjuknya dia menyingkapkan celana dalam itu ke kiri dan dengan lidahnya dia menjilati vagina mulus tanpa bulu milik nadine,

“beda ya sama punya kakak lu yang item dan lebat bulunya.”

Nadin meremasi susunya dengan tangan kiri dan tangan kanannya menjambak kepala Alvin, mendorongnya lebih dalam, nadin menggigit bibir bawahnya dan kakinya dia buka lebih lebar,

“ehmmmp!” hmmmp” suara nadin sangat sensual.

“Eh lonte, gua masukin ya! gua udah ngaceng lagi nih!” Alvin langsung memasukan tititnya kedalam vagina nadin,

“jangan kak! Nadin masih peraaaaawannn” teriak nadin

“wah darah din! Wah perawan ya lu!” darah keluar dari vagina nadin membasahi celana dalam hello kittynya, nampak Alvin menghentikan genjotanya yang kasar, dan mengulurkan lidahnya keluar, nadin mengulum lidah Alvin dan nampak tangannya menarik baju cardigan Alvin yang mulai basah penuh keringat.

Alvin mengenjot perlahan menikmati setiap inci dinding vagina nadin yang seperti meremas tititnya.

Perlahan dan semakin kencang, sret.. sret.. sret.. sret.. ! bunyinnya mulai terdengar, hingga busa pink terlihat mengepul di tititnya, busa cairan pelicin nadin bercampur dengan darah segarnya.

alvin mencium bibir nadin, menyumpalnya agar tidak berisik, tanganya bertumpuh pada kasur, sedangkan tangan nadin menyilang di leher alvin, kaki nadin menyilang di bokong alvin,

sret.. sret.. sret.. , suara titit alvin memompah .

Alvin memeluk nadin dan dengan titit masih tertancap dia duduk bersandar pada tumpukan bantal, tangan kiri alvin kini meremas dada kanan nadin dan mulutnya menghisap susu kiri nadin, sementara tangan kanan alvin nampak memegangi pinggang nadin, nadin menggerakan badannya maju mundur, merasa nikmat setiap kali titit alvin menggesek vaginanya, tangan kanannya bertumpuh pada pundak alvin sementara tangan kirinya bertumpuh pada paha alvin yang berselonjor, nampak nadin menggigit bibir bawahnya.

Tubuh mereka mengkilat penuh keringat,

“kak kakak kak aaahh..” nadin orgasme hebat dan membasahi sprey dan baju cardigan bagian bawah milik Alvin,

namun alvin mendorongnya hingga tertidur, dia mengangkangkan kedua kaki nadin dan masih menggenjotnya, nadin sudah lemas saat itu dan hanya memejamkan matanya sambil memegangi seprey.

“Din, lu sekarang jadi lonte gua! Jika gua pingin lu harus mau, tenang aja gua akan sayang ke kamu dan kakakmu kok!” ucap Alvin,

“kamu lebih manis dan cantik dari kakakmu, lebih seret din,” ceracau alvin masih menggenjot Nadin.

Nadin tersenyum dan memegang pipi Alvin, lalu membimbingnya dan menciumnya, tangan kiri alvin menopang badannya dan tangan kanannya meremas dada nadin, genjotanya melambat namun nikmat,

sreeet....sreeeet.....sreeeeet.... nampak alvin menarik dengan perlahan tititnya dan hanya meninggalkan kepala tititnya di dalam vagina itu lalu mendorongnya dengan kencang, begitu terus membuat sensasi sangat enak di dalam vagina nadin, alvin menyudahi ciumanya, dan membalik tubuh nadin,

sekarang mereka melakukan doggie style, dimana nadin menungging sementara dadanya terhimpit kasur, kepalanya rebahan di bantal, Alvin memompa kasar kali ini, kedua tanganya memegangi pinggang nadin,

“Ahhhhh..!” suara Alvin,

sret.. sret.. sret.. sret.. nampak vagina nadin penuh busa putih, alvin menjambak nadin dan memaksanya bangkit, tangan kiri alvin meremas dada nadin dari belakang sementara tangan kanannya masih menjambak nadin.

Alvin mencium nadin yang menoleh menghadapnya, tangan kanan nadin merabah susu kanannya sendiri, smeentara tangan kirinya dia lingkarkan ke belakang,

“gua buang di dalam ya!”

“Eh...ehH jangan kak jangaaaaann!” mulut nadin disumpal dengan mulut Alvin .

dan srut.. srut.. crut.. crruuuut.., nampak vagina Nadin luber dengan air mani Alvin yang begitu banyak,

Alvin melepaskan tubuh nadin dan nadin menagis terlungkup, dia membenamkan wajahnya pada bantal, Alvin yang puas nampak berdiri dan menjambak nadin,

“din emutin titit gua! Bersiin” perintahnya dan memaksa nadin membersihkan tititnya yang berlumuran busa putih gabungan antara maninya dan air cinta nadin,

“perek lu din baju gua bau pesing amis nih!” alvin meninggalkan nadin yang menangis dan memakai bajunya kembali,

“sayang besok kita nonton film bioskop ya! jika kakakmu sibuk maka kamu adalah gadis keduaku!” ucapnya melempar uang sepuluh ribu untuk nadin, lalu meninggalkan kamar itu.

Nadin merasa sakit hati, dirinya bagai perek yang dihargai sepuluh ribu, dia hendak bercerita kepada kakaknya namun dia takut membuat kakaknya sedih dan putus dengan Alvin, dilain pihak dia menikmati cumbuan itu dan karena itulah sudah kepalang basah dia pun melanjutkan hubungan dengan Alvin,

Nampak bunga menangis mendengar kisah adiknya,

“kakak maafin ya,” nadin bangkit dan memeluk kakaknya,

“kak alvin itu benar – benar sayang sama kakak, buktinya dia menjadikan kakak wanita pertamanya, padahal ada tiga wanita lain yang biasa dia tiduri, bahkan aku pernah di ajak foursome sama dua wanitanya,”

Bunga terkejut dan menampar adiknya, dia meningalkan ruangan itu dan mengambil handicamnya, dia menghapus rekaman adiknya yang melayani nafsu rei.

“Alvin biadab kau!” serunya,

next bunga akan memutuskan hubunganya dengan alvin dan melabrak sahabatnya yang juga menjadi pemuas nafsu binatang alvin itu.

aku ingin ngelabrak sahabatku, karena jika yang di ceritakan adiku benar maka dia tak sesuci apa yang kubayangkan.

tapi setelah kupikir, ngelabrak dia ga akan ngebuat dia jerah. mata dibalas mata, dia tiduri alvin maka aku tiduri dewo cowoknya.

namun aku enggak tau bisa apa enggak ya, sidewo ini lulusan pondok, dia satu kampus sama aku. terkenal sangat alim deh orangnya, makanya sahabatku jadiin dia sebagai calon suami. Dewo sarifudin, umurnya masih muda 23tahun. tingginya 168cm dan berbadan kurus. wajahnya segitiga dengan janggut tipis. bibirnya biasa aja namun terdapat philtrum di bibir atas. matanya agak sipit , hidung mancung dan kulitnya putih bersih dengan tanda hitam di jidatnya, mungkin karena dia rajin sujud ya?

pagi itu aku tau sahabatku lagi pkl. jadi aku ingin menggoda dewo. aku pakai kerudung hitam dengan kaos lengan panjang bergaris putih hijau yang ngepres di badanku serta celana jeans panjang. teman teman kaget melihatku berjilbab.

"dewo, bisa bantu aku enggak?" tanyaku duduk di depan dewo yang sedang membaca buku.

"boleh, bantu apa bunga? wow ! kamu nampak beda dengan jilbab" ucap dewo.

"aku dapat tugas nih, tentang sejarah konstatinopel. kamu kan anak pondok pasti faham kan?"

"oh ia dong, itu pasti bahas alfatih deh, ok deh dimana nih buatnya?" tanya dewo.

"dirumahku aja" jawabku.

kamipun pergi gerumahku. butuh sedikit paksaan untuk mengajak dewo mau masuk rumah seorang wanita yang bukan mukrimnya, namun setan seperti aku selalu menang melawan manusia, apalagi manusia kaum adam.

kami menghabiskan waktu lama untuk membuat sejarah alfatih, dia betul betul alim. bahkan akupun jadi tak tega menodai imanya. namun mata dibalas mata, itulah tekatku.

"bunga kiblatnya mana? aku ijin solat ashar dulu ya"

aku bingung, karena aku sendiri tidak pernah sholat,

"ngadep situ!" jawabku asal. dewopun menurut.

diam diam aku masukan obat super kuat dan obat perangsang ke minuman dewo. dewo sehabis solat meminum habis tanpa curiga.

"mantab deh, sekarang tinggal pancing,"batinku.

"dewo, kamu tau enggak kalau bulu kemaluan itu boleh dipotong atau enggak?" tanyaku.

dewo kaget, namun nampak obatku bekerja dan otaknya mulai dikuasai nafsu.

"ehmmmm.. kayaknya wajib dipotong, kenapa?" jawabnya.

"bantu potongin dong," pintaku

dewo kaget dan menolak " enggak ah, kamu bukan mukrimku" ucapnya.

namun aku enggak peduli dan mengambil pencukur jenggot milik pembantuku dan juga soda kue,

"pake ini ya! please" ujarku.

dewo yang mulai hilang akal sehatnya mengangguk. aku melepas celana jeansku dan celana dalamku, aku duduk di sofa dan membuka lebar kakiku dan pahaku,

"ini wo, tolong ya" ujarku menggosokkan tangan kiriku ke vaginaku.

tangan dewo nampak bergetar meemegang pencukur jenggot dan soda kue semprot. dia lalu menyemprot soda kue ke vaginaku dan dengan berlahan mencukur bulu vaginaku.

nampak dia menelan ludahnya dan matanya tak berhenti memandangi vaginaku,

"u...udah bu...bunga, dah ha...habis bulunya," ucapnya.

"kamu mau enggak di cukur juga?" tanyaku.

dewo bingung dan diam. aku menariknya untuk duduk di sofa dan membuka celana panjang jeansya,

"ja....jangan!" seru dewo, namun nampak obatku membuatnya bernafsu dan aku menang, aku melepas celanya dan sempaknya,

"astaga harumnya, sungguh beda kaya alvin dan rei" batinku.

"aku potong ya," aku menyemprotkan soda kue dan memotong bulunya,

semerbak bau harum selangkangan dewo sungguh beda, nampak tititnya kuning putih dan tanpa bolot. sudah habis bulunya namun aku semprotkan soda itu ke batang tititnya yg tegak menjulang 10cm itu. aku jilat berlahan dan aku genggam naik turun.

"bu...bunga apa yang kamu lakuakan, ??



ach.. ach.. " ucapnya, namun terlihat dia sudah dikuasai nafsu, kedua tangannya mencengkram sofa dan matanya merem melek dan menatap langit langit rumah.. pahanya dia lebarkan.

aku kulum tititnya, rasa manis soda dan rasa titit dewo sungguh nikmat,

"duh manis banget nih titit" batinku mengemut tititnya.

crut.. crut.. , "yah ejakulasi?" batinku kecewa, namun aneh tititnya tidak mengecil setelah keluar. aku duduk disebelah dewo di atas sofa,

"bunga maaf aku.... aku...." nampak dewo terlihat menyesal.

"sssst !! enggak pa pa, aku maafin tapi kamu harus nurut kata kataku hari ini oke, ?" ucapku menutup mulut dewo dengan jari telunjuku, aku menaikan kaosku dan mengeluarkan payudaraku yang kiri,

"dewo mimik susu dulu ya, hayo harus nurut atau aku enggak mau maafin kamu"

dewo mengedot susuku,

"hmmm .. enak.. hmmmm ..dewo keluarkan semua fantasimu please" rengekku menggigit bibir bawahku,

"ba....baik bunga, baik" ucapnya mulai mengedot dan menghisap dengan kencang.

tangan kanannya meremasi dadaku yang satunya lagi dari balik kaosku dan tangan kirinya meremasi bokongku, lalu naik melepas kaitan bh ku di belakang.

aku melepas kancing baju hem birunya dewo satu persatu, lalu mengelus dada mulusnya dan merabah janggut nya yang seperti kambing.

"bunga , aku boleh ngapa ngapain kamu kan?" tanya nya polos.

"iya sayang, hari ini aku adalah pelayanmu, puaskanlah hasrat terpendamu"

dewo menggigit pentilku, !

"aduh sakit dewo!" namun dewo enggak perduli, dia menarik jilbabku dan memaksaku mengemut tititnya,

"emut! kaya tadi cepet!" pintanya, tangan kirinya mendorong kepalaku dan tangan kanannya merogoh vaginaku dan sesekali menabok bokongku,

plak ! plak ! , "isep yeng kenceng!" pintanya. sesekali dia menjilati punggungku yang sebagian masih tertup kaosku, sekarang tangan kirinya meremasi susuku,

"jadi ini susu wanita,! kenyal ya!" serunya. aku menyepong tititnya itu dengan teknik terbaikku, lidahku aku putar putar di celak kulit kepala tititnya dan sesekali aku sentuhkan kepala tititnya ke langait langit mulutku, aku hisap bagai lolipop dan aku emut bagai mengemut permen.

kedua tangan dewo mendorong kepalaku, "minum pejuku! minum!" kembali dia orgasme. rasanya asin namun ada manisnya, mungkin karena dia manis jadi manis pejunya.

dewo menarik kepalaku dan menidurkanku di sofa, dengan kakiku menjuntai ke lantai. dia duduk di lantai dan menjilat, memakan vaginaku,

"DEWOOOO.. A.. AAHHHH.." sungguh brutal mulutnya, bahkan rei tidak sebrutal ini kepada vaginaku, mungkin dosis obatku terlalu berlebih. aku menjambak rambutnya yang halus, kakiku ku naikan ke pundaknya menjepit lehernya, mulutnya mulai menjilat naik naik dan naik, dia menarikku hingga aku terkapar di lantai,

lalu menjilati pusarku dan dengan tenaga yang entah dari mana dia merobek kaos ku menjadi dua, menunjukkan badan depanku namun tetap menutupi tanganku dan punggungku, dia lalu mengisap kedua payudaraku dan menggigit kasar pentilku, kadang juga menggigit sekitar pentil susuku mencupangnya.

"sakiit woooh ah.. aaaach.." namun dewo tak perduli, aku pukul pukul pundaknya dan kutarik baju hemnya dia tetap tak menurunkan kebrutalanya, dia lalu mengapit menjadi satu susuku dan menaruh tittitnya di antara payudaraku yang besar Montok itu, dia maju mundurkan dan kadang menyentuh bibirku,

aku yang mulai menikmati pun menjilat kepala titit itu ketika menyentuh bibirku,

"bunga pengangin susumu," dewo melepas tangannya dan aku gantikan memegangi susuku tetap menjepit tititnya, dia terus menarik dan mendorong tititnya, kedua tanganya kini bebas, tangan kirinya dia gunakan untuk mengobok vaginaku dan tangan kanannya dia gunakan untuk mengambil semprotan soda kue,dia semprotkan ke susuku.

srep.. srep.. srep.. makin kencang laju tititnya membuat busa di susuku !

dan crot.. crot.. crot.. kembali dia klimaks,

"aku ke toilet dulu ya," pamitnya. aku bangkit dan mengikutinya, dia tidak menutup pintu toilet.

nampak dia pipis disana, aku dari belakang memegangi tititnya, dia kaget namun akhirnya menoleh dan menciumku. tangan kananku mengelus perut dan dadanya sementara tangan kiriku memegangi tititnya yang lagi pipis.

belum usai dia pipis dia menghadapku dan memepetku ke tembok toilet, tititnya menempel pada perutku dalam posisi tegak, jadi kepala tititnya mengarah ke atas. air kencingnya masih mengalir kencang bagai pancuran, dia menciumiku dan meremas susuku,

"bunga aku entot ya!" pintanya menabok nabokan tititnya yang keras pada vaginaku, aku menarik lengan hemnya dan membuat lengan baju hemnya turun ke siku tangannya.

aku menbisikan sesuatu,

"terserah, hari ini aku lontemu sayang" bisiku menjilat telinganya, dia tanpa babibu menghantam masuk vaginaku dengan sodokan titit keras!!

Sroot.. srooot.. "Aaah.." pekikku, berlahan dia membalikkan badanku dan aku berpegangan ke shower, dengan titit masih menancap kami berdogie style, atau kitty style.

slep.. slep.. slep.. suara titit memompa vaginaku, dia meremasi dadaku dengan tangan kirinya dan tangan kanan nampak memegangi pinggangku,

"ah.. ah.. ah.. ah.. " kicauku.

dewo menarik tititnya dan menyemburkan maninya ke pundakku, namun dia belum berhenti. dia ambil botol sabun dan menuangkan ke tangannya, lalu melumuri bokongku dengan sabun,

"de....dewo kamu mau apa?" aku kawatir.

"udah nikmatin aja sayang," dia dengan kasar menyodok duburku,

"aahhhhh!!  ja....jangan....ah.. ah.. ah.. " ini adalah pertama kali duburku dientot.

dewo tidak puas ,dia mengambil shower dan menggunakan kepala sower untuk dinasukan ke vaginaku,

"DEWO GILA KAMU !! ahkk.." pekiku, bahkan alvin tidak sebrutal ini dalam sex.

seeeerrrrrrrrr.... aku klimaks dan menjadi lemas.

dia menarik kepala sower lalu menjilatinya,

"sinting kamu wo," ucapku.

dewo menarik tititnya dari duburku dan menancapkanya ke vaginaku, kali ini aku terkapar di lantai memiringkan badanku, sementara dewo tidur menghadapku dari belakang, dia memaju mundurkan tititnya kembali memompa vaginaku, tangan kanannya merabah perutku dan tangan kirinya yang kujadikan bantal meremasi dadaku, aku menoleh kebelakang dan mencium dewo.

tak sadar swowerpun menyala, shower itu berada di antara kami, tercepit oleh tubuh kami di lantai, basah baju dewo, basah kaosku dan jilbabku, namun dewo terus menggenjot.

"bunga aku buang didalam ya nanti," bisiknya menjilati ketiaku,

"tapi aku bukan mukrimu" jawabku

dewo tersenyum "mulai sekarang aku adalah kekasihmu," ucapnya

"terus pacarmu gimaanah ?" ucapku menahan nikmat titit dewo yang masih menggenjotku.

"persetan lah, aku baru tau kalau sex itu enak, dan kamu adalah wanita pertama yang merebut keperjakaanku,"

aku tersenyum, "jangan didalam ah .. , ntar aku hamil,"

dewo diam dan tetap menggenjot, dia menciumi tengkukku dan meremasi dadaku, aku hampir klimaks.

"woh..woh.. woooh aku keluaaaarrrr.." ucapku klimaks,

"ok aahh.. aahh.. aku juga didalam!" teriaknya.

"babi! jangan didalam njing" sentakku namun dia menciumku dan seeeeerrrrr... kami klimaks bersamaan.

"tenang aku pasti tanggung jawab kok" ucapnya.

"janji ya,"aku tersenyum dan menciumnya.

hari itu aku telah memperjakai dewo, pacar sahabatku. bukan hanya itu saja namun dewo yang alim sudah menjadi babuku, dan liat besok! pembalasanku akan lebih kejam!!!!

entah mengapa aku lama kelamaan sudah enggak peduli sama alvin pacarku, aku cuma memanfaatkanya sebagai ojek dan penunjang statusku di kampus. bagaimanapun alvin itu anak pejabat, jadi dengan menyandang status pacarnya pamorku pasti naik.

aku lebih sering menghabiskan waktuku di kampus dengan dewo, kekasihku yang 'alim' dan jika dirumah aku selalu menghabiskan waktu bersama rei, si tukang bubur. sesekali aku lihat adiku bersama cowoknya yang manis, ingin rasanya mencicipi tititnya, namun kapan kapan aja ah, aku masih sibuk.

suatu siang seperti biasa aku pulang ngampus di antar alvin 'ojekku' aku ajak dia mampir di tempat rei yang selalu ramai,

"rei pesan bubur 2 ya!" ujarku, "2 mangkok makan sini ya."

rei menatapku dan sambil meracik bubur dia berkata,

"pacarnya ya neng?"

aku tersenyum dan mengangguk kepala, kulihat rei meludahi kedua mangkok bubur itu dikala tidak ada yang melihat,

"dasar," gumamku mencubit perut rei. setelah kami menyantap bubur nampak alvin ditelepon disuruh pulang 'nyokapnya' dan aku hendak diantar pulang kerumah,

"enggak usah vin, aku habis ini mau ke marina kok" ujarku menolak.

"nyokap nya umur 20an tuh" celetuk rei sambil meracik bubur, aku tertawa mendengar celetukan itu,

"bisa aja mas" ! rei duduk disebelahku,

"ntar sore ke royal yuk sama aku, temenin nonton bioskop" ajaknya.

aku kaget,"ngajakin kencan loe, emang ada duit?"

rei tersenyum, "ada hasil nabung, gua mau menghabiskan waktu nemenin cewe yang kusayang, bolehkan?"

hatiku bahagia, seorang rei yang untuk makan aja harus banting tulang berkorban demi ngajak aku malam minggu, sementara alvin, yang katanya cowokku malah sok sibuk sendiri.

"yaudah ntar abis ashar ya! mandi yang bersih" ucapku.

akhirnya pada jam 4 aku menunggu diteras, nampak nadin dan Stephan pergi malam minggu naik CRV nya stephan,

"kak aku pamit ijin bawa nadin malming ya" dengan sopan stephan mencium tanganku,

"ok hati hati ya, jagain ya adiku, jangan diajakin aneh aneh" mereka pun berangkat,

tak lama rei datang dengan motor supra lawasnya, dia mengenakan jaket hood strip hitam abu abu tanpa lengan dan celana jeans pendek beralaskan sepatu sandal. penampilannya nampak macho dengan otot lengan yang menonjol dan urat tangan yang kekar.

"widih, udah mandi belum tuh?" sindirku.

"udah lah, yuk berangkat" ajaknya, aku mengenakan baju lengan panjang kotak kotak ala jokowow dan celana panjang jeans rugged dengan sepatu vans ku.

selama perjalanan aku memeluk rei, dia hanya mengenakan jaket tanpa dalaman ternyata, aku elus elus perut sixpacknya.

"sayang jangan dulu, kan mau nonton, ntar kalau bau peju enggak boleh masuk loh" ledeknya, aku mencubit perutnya.

"sayang nontonnya besok aja, aku pengen nih, main dirumahmu aja yuk" ajaku.

aku enggak mau rei membuang uang hasil jeri payahnya demiku, namun aku melindungi perasaanya dan beralaskan sedang pingin ! membatalkan keinginanya untuk nonton.

"ok deh kalau gitu, tapi rumahku jelek. rumahku beralas tanah dan dindingnya kayu lapok," jawab rei.

aku gemas dan membuka resleting rei dan mengeluarkan tititnya, aku kocok di atas motor,

"sa...sayang! ntar kalau ada yg lihat gimana! duh extreme kamu say" nampak rei kawatir namun aku enggak peduli.

di lampu merah terlihat dua orang pasang muda mudi melihat aku yang sedang mengocok titit rei, mereka melihati terus dan aku dengar si cowok berbicara pada cweknya "say, gituin dong" pintanya,

namun si cewe diam saja. aku menoleh "enggak papa, pacarnya kalau pingin kasih aja daripada ntar di ucutin cewek lain? nangis kamu!"

lampu hijaupun menyala motorpun melaju kencang, kami tertawa terbahak bahak, dari spion terlihat si gadis marah memukul helm si cowok.

sesampainya di rumah rei memang benar rumahnya sangat sederhana, dia menutup resletingnya, nampak seorang lelaki berumuran 25tahunan duduk merokok di depan rumah,

"kak rio kenalin temenku mbak bunga" rei memperkenalkanku pada kakaknya, rio umur 25 rambut cepak tinggi 171cm. tubuhnya kekar cokelat mata tajam seperti rei hidung biasa dan bibirnya tebal. nampak mobil sedan parkir di depan rumah dan mengklakson, rio beranjak pergi,

"bunga maaf ya aku pergi dulu, REI jaga rumah!" teriak kakaknya, nampak di dalam mobil seorang wanita paruh baya mencium pipi rio dan beranjak pergi.

"kakakmu kerja apa tuh?" tanyaku,

"enggak tau, dia kuliah tapi jarang masuk," jawab rei.

nampak membuka botol aqua dan dituh di meja kayu, "minum dulu nih," dia sendiri nampak minum dari gelas biasa



"ya ampun, aku minum gelas biasa aja enggak usah aqua!" aku merebut gelas bekasnya dan meminum air digelas itu, ya air putih yang nampak direbus, rasanya beda dengan air galon.

"ntar sakit loh kamu minum air ledeng!" nampak rei kawatir. "rei, aku engak menilai orang dari siapa dia, aku menilai seseorang dari sifatnya.

"rei duduk di atas kasur di lantai, di ruangan berlampu remang remang dan hanya bersekat kain memisahkan dengan dapur itu.

aku langsung duduk di atas pangkuan rei yang duduk menyender pada dinding kamarnya dan berselonjor kaki. aku memeluk lehernya dan mencium dia sangat mesra, tangan rei membuka kancing bajuku satu persatu dan seperti biasa, bh ku menjadi korban kekuatan pria sejati, dia langsung menarik tali depan bh ku hingga putus,

"besok aku beli bh yng pengaitnya di depan aja!" batinku masih mencium dan bertukar air liur di mulut rei dengan sesekali tanganku meremasi ramputnya.

rei me-nyusu padaku, tangan kirinya membimbing susuku yang semakin besar karena sering dihisap rei,

"ahh.. rei, isep yang kencang sayang," ucapku, meremas pundak rei dengan tangan kananku dan tangan kiriku menyibak rambutku yang mulai berkeringat karena udara panas diruangan tanpa ventilasi itu.

srup.. srup.. srup.. suara mulut rei dengan brutal menjilati, menghisap dan meninggalkan cupang cupang di dadaku, brrrrt.. brrrrrrrtt.. hp ku bunyi,

"alvin nelephon nihh gimana ya?" ucapku, rei menghentikan kegiatannya dan membiarkanku mengangkat telepon, aku berdiri dan rei dengan erotis membuka celanaku dan menariknya kebawah, sempakku pun dia tarik kebawah selutut.

"ha...halo, alvin? da apa?"jawabku, rei menggosokkan tangannya pada selangkanganku dari belakang, lalu mulai menjilat bokongku,

"hmmpppp..!" aku menepuk tangan rei yang meremas vaginaku, "ga papa vin, napah? tante sehat?" tanyaku menahan nikmat, aku bertumpuh pada tembok kayu dan menggigit bibir bawahku, memejamkan mataku, merasakan jilatan rei pada lubang anusku dan kebrutalan tanganya yang meguleg - uleg vaginaku,

"oh. oooh gitu, ya ga apa, mang mo nonton apa di royal?" tanyaku, alvin mengajak nonton malam ini jam 7.

rei nampak kesal dan cemburu, dia membalik tubuhku dengan kasar, lalu dia membuka celananya dan tanpa bertanya dia mengentotku dengan brutal, mengangkat kaki kiriku,

"sshhit rei! brengshek aku msi telpon nih" bentakku sambil menutup telepon bagian bawah agar suaraku tak terdengar.

"ngh., nggak papa kok, nih ku lagi olah raga aerobik jadi ga konsen" jawabku ke alvin, rei menggigit payudaraku dengan kasar dan dia menggenjot vaginaku, tanganya menjambak rambutku dan mulutnya menjilati telinga leher dan pipiku,

"ok vin, jemput jam sthengah 7 ajah, ok deeh sayang, i love you to" rei menarik teleponku dan memasukanya ke kantung jaketnya, dia lalu menggendongku dan membawaku ke toilet yang hanya terpisah dari dapur oleh kain itu, dia mendudukanku ke bak air yang terbuat dari tumpukan batu yang disemen. dia lalu menarik dan melepas baju kotak kotaku,

"biar gak basah" ucapnya perhatian, menyantolkan bajuku dengan masih tititnya tertancap ke vaginaku.

aku duduk sementara rei berdiri, aku rangkul dia dan menciumnya sementara tangan kanan rei meremasi susuku dan tangan kirinya merangkulku, aku meremas jaketnya dan kakiku ku silangkan ke bokongnya,

"ah.."ah.. ah.. " semakin bantar rei memompaku,

"rei kamu cemburu yah ? " tanyaku, sambil memegangi kepala belakangnya dan menciumi leher rei yang agak hitam karena bolot.

rei hanya diam dan terus mengentoti . rei mencabut tititnya dan menarikku duduk ke bawah, dia ejakulasi dan menyemprot semua maninya ke mukaku,

"ahhh.. rei kok enggak di dalam sih!" seruku, "aku baca baca katanya air mani bisa buat facial biar nambah cantik" jawabnya,

aku hendak berdiri namun rei menahanku, "air pipis juga baik untuk awet muda" cuuuurrrrr.. air pipis rei menyirami mukaku, badanku, semua basah oleh air kencing dan mani,

"rei bangsat! bau semua ini kan!" bentakku. rei kembali menariku dan mendudukanku ke bak,

"wanitaku sejijik apapun kamu, tetap wanitaku," dia menciumku dan menjilati air kencingnya,

"uhhh.. rei" tangannya brutal mengobok vaginaku, empat jari dia masukan, !

"rei saakit" pekikku lalu menggigit leher rei dan mencakari punggungnya.

"aahhhhhh...." aku pun klimaks, namun rei tidak menghentikan tindakannya, dan terus mengocok vaginaku, dia ambil sikat gigi dan memasukan ujungnya ke lubang bokongku,

"rei reeeei aahhh.." dia menarik dan memasukan sikat itu, tititnya yang besar itu kembali dimasukan ke vaginaku dan akupun dientot kembali, aku meemeluknya dan dia mengangkatku ke dapur, dia dudukan aku ke tanah yang kotor, lalu dia ambil terong dan menarik tititnya !

"sayang besar mana terong sama tititku" tanyanya.

"tititmu! cepet masukin aku pengen" rengekku, sambil meremasi susuku dengan tangan kiri dan tangan kananku membuka resleting jaket rei, dan aku tarik langsung aku jilati dada dan perutnya, rei mendorongku hingga aku tiduran dan kembali mengentotku namun dengan terong, sementara tititnya dia masukkan ke mulutku,

"hmmmp!! hmmmmp" lama kami dalam adegan itu, hingga aku orgasme dan nampak rei dengan rakus meminum semua air cintaku, kini dia berbalik dan melakukan missionaris, dia menggenjotku dan menjilati ketiakku, tubuh hitamnya dan tubuh putihku penuh keringat, mani dan kencing. dia tak jijik, malah semakin bernafsu, akupun demikian.

"sayang aku keluar" ucapnya sambil menggigit pentilku,

"aku juga" aku mencakar pundaknya dan menyilangkan kakiku, berusaha memasukan tititnya lebih dalam,

crot.. crot.. crot.. rahimku penuh maninya dan air cintaku, kami berciuman dengan mesra di atas tanah dapur tanpa alas,

"sayang, jangan nonton ya, disini aja temanin aku" pintanya dengan nada lembut dan masih menimpaku, menciumi kuping leherku. aku bingung kali ini, namun rei telah memenangkan hatiku dengan usaha dan sexnya,

"Hallo alvin, maaf aku enggak bisa nonton karena ibuku sakit, jadi aku harus kerumah ibu, maaf ya bye alvin" ucapku dalam telepon,

"puas?" lirihku mengelus pundak rei,

"iya, sebagai bayaranya aku puasin kamu!" dia kembali menggenjotku.

kami bermain sampai jam 10 malam, lalu aku dimandikannya dengan air hangat disabuni dan aku pun menyabuni tubuhnya,, disaat mandi kami bercumbu kembali dan aku pun tidur dirumahnya, berbagi ranjang yang sempit kotor dan bau, namun aku bahagia karena disebelahku adalah rei, pria yang mencintaiku.

malam itu di rumah rei, aku sedikit terbangun karena ada suara pintu dibuka dan ditutup,

"mungkin kak rio pulang," batinku memeluk rei.

sreep..! tirai kamar dibuka, aku pura pura tidur nyenyak. aku merasa kakiku ditarik dan tangan rei di singkirkan dari pelukanku,

"gila.. gila.. gila.. mau diapain aku?" batinku, namun tidak melek karena aku ingin tau kak rio mau ngapain kepadaku. aku sudah memakai baju kotak kotak namun tak kukancing, dan hanya memakai celana boxer milik rei malam itu. rio membopongku dan membawaku keluar rumah.

"mampus mau diapain aku!" batinku,

"woi gua bayar pake perek aja gimana?" terdengar suara rio, menidurkanku ke sesuatu alas yang hangat, tercium bau minuman keras dan rokok. akupun membuka mata, nampak ketiga pria bertato duduk sambil bermain kartu, aku menutup dadaku dengan merapatkan bajuku dan duduk menyudut di ruangan sempit itu.

"bunga ga usah takut, ntar kamu pasti suka kok," seru rio.

aku hanya diam dan memandangi ketiga orang itu. pertama si rio, tubuhnya kekar namun tidak gendut, seperti anak gym berambut cepak.

kedua, pemuda bertato yang di panggil irfan, tubuhnya kurus cungkring bertato ayam jago hitam didada kirinya, badannya putih dan malam itu bertelanjang dada mengenakan celana jeans panjang, aku kenal dia, dia adalah tukang cuci mobil yang biasa mencuci mobil ayahku di daerah bendul merisi.

lalu ketiga adalah mas sapto, aku kenal dia, dia adalah tukang parkir sekaligus preman di daerah stasiun dan pasar wonokromo, ibuku dulu sempat digodanya sewaktu ke pasar. tubuhnya berotot seperti rio namun gendut item dan gondrong rambutnya. dia memakai kaos singlet dan celana jeans panjang.

"gua kenal nih bocah! ibunya sering gua entot!" seru sapto.

"gila gua juga kenal nih, bapaknya suka nyuci mobil di tempat gua kerja, waah dunia itu sempit ya!" seru pemuda bertato yang lumayan cakep.

"kenalin nama gua irfan!" serunya.

nampak mereka bertiga bermain kartu,

"nah gua menang" seru mas sapto pria berumur 35 tahun,

"yaudah .. lu boleh minum susunya bunga" ujar rio.

sapto merangkak ke sebelahku dan menyibak bajuku yang kanan,

"nyantai aja neng, gua ga akan cerita ke ibumu kok," ucapnya menyedot susuku, aku merem dan mengadah ke atas dengan menggigit bibir bawahku,

"ehmmmp" aku berusaha mendorong kepala sapto namun tanganku dia pegangi kencang,

"aahhh .. enak neng, sayang ga keluar susunya kayak punya ibunya neng" seru sapto lanjut bermain kartu.

aku meratapi nasibku, aku telah menjadi wanita haus sex dan aku bahkan bingung,

"kenapa aku tidak lari dan berteriak?? apa aku menikmati semua ini?''

aku kembali menutupi bajuku di ruangan kecil hangat itu,

"nah gua menang !" sekarang irfan merangkak,

"sayang, gua suka elu, kalau gua menang tiga kali berturut turut gua janji akan melindungi elu dan membawa pulang kamu kerumahmu" irfan membisikkan hal itu dan mencium pipiku,

"apakah dia suka padaku?" batinku mengangguk.

"yes ! gua menang" rio merangkak dan menarik kasar kakiku hingga aku terkapar, dia mengeluarkan tititnya,

"ayo jilat!"

titit itu besar sekali, hitam penuh bulu dan baunya sangat busuk !

"enggak aku enggak mau!" ujarku, aku tidak suka pada rio dan aku enggak mau menyakiti rei dengan melayani nafsu rio.

"dasar lonte!" rio hendak menamparku, namun irfan mencegah tanganya,

"eh biasa aja lu, ga usah kejam sama cewek, lu tau siapa bapak gua? mau gua laporin?" bentak irfan, rio terdiam.

"udahan gua, nih uang lu gua balikin, dan ini uang gua. ambil dah tapi bunga ikut gua!" , irfan membuang 10 lembar 100ribuan dan beberapa uang 50 ribuan.

sapto tertawa terbahak bahak. sedangkan rio dengan kesal memunguti uang yang dilempar irfan ke muka rio.

irfan mengancing semua kancing bajuku dan tampak mencopot celananya dan menyuruhku mencopot celana boxer rei, kami bertukar celana dan dia berjalan bersamaku.

"maaf ya bunga, gua ga tega ngelihat kamu, gua kaget kok kamu bisa di bawa oleh rio dalam keadaan seperti itu?" tanya irfan.

aku menceritakan hubunganku dengan rei adiknya rio,

"oh gitu ya, yaudah sekarang mau di antar pulang atau gimana?" tanya irfan sambil memakai jaket kulitnya,

"pulang aja fan, btw kamu belum cerita siapa ayahmu dan kenapa kamu baik sama aku?" ucapku menaiki motor vixion irfan.

"ayahku preman top di surabaya selatan, dan ayahmu itu sangat baik padaku, dia membiayai sekolahku sampai kuliah" ujar irfan mengegas motornya dengan lambat menuju rumahku.

entah mengapa aku lemah dengan sikap pria ini, aku memeluknya.

"bunga sebetulnya gua naksir sama kamu, setiap kali ayahmu membawa kamu ke tempat aku kerja aku suka curi pandang loh sama kamu" ucapnya.

"aku sebenernya juga suka curi pandang, aku suka liat tatomu"

"bunga, kamu mau ngesex enggak? aku pingin sebenarnya, tapi kalau enggak mau ya gapapa kok." tanya irfan to the point.

aku bingung dan masih lemas sebetulnya, karena habis di entotin rei sampai tengah malam.

"aku capek habis di hajar rei, dia ngentotin aku semalaman," jawabku

irfan hanya diam dan membawaku tidak menuju rumah, namun menuju tempat cucian mobil nya. dia memarkir motornya dan menutup rapat gerbangnya,

"kok ke sini fan?" tanyaku, nampak irfan meminum bir bintang,

"kamu lemes kan? bentar ya" irfan masuk ke dalam ruangan kantor bosnya dan membuka jendela ruangan itu,

 "masuk sini bunga!" teriaknya. aku pun masuk ke kantor itu, tempatnya bersih dan aku kaget, di sana ada kasur lipat dan tempat itu hangat sehingga aku tidak kedinginan.

irfan telah bertelanjang dada dan mengenakan celana boxer milik rei tadi.

"lepas celanamu dan bajumu, tiduran gih aku pijitin," perintah irfan, akupun menurut.

irfan duduk bersila di sebelahku sementara aku terlentang telanjang bulat, dia mengurut tangan kiriku, enak sekali.!

dia meggunakan minyak khusus , entah minyak apa,

"kamu tengkurap aja" pintanya, akupun menurut. dia memijat tangan kiri lalu punggungku, tangan kananku lalu tengkukku, sungguh enak rasanya .

"fan lu jago mijet ya" tanyaku,

"iya gua jago, enak kan?" tanyanya,

dia lalu pindah ke depanku dan memijat pundaku, aku melihat celana boxer itu basah oleh air dari titit irfan yang besar, nampak dia menahan nafsu. aku tersenyum, aku mau tau sekuat apa dia mampu menahan nafsu.

dia lalu pindah kebelakang dan memijit kakiku,

"bu...bunga, bokongmu pijit enggak?" tanyanya,

"all body fan" pintaku halus.

irfan memulai memijit bokongku, jarinya sesekali memasuki lubang bokongku dan sesekali dia gesek vaginaku,

"auhhhh .. enak fan" irfan nampak menyudahi dan mengambil botol minuman berisi alkohol,

"minum nih" dia mencampurkan sesuatu, aku pun meminumnya, tubuhku hangat dan nampak capekku hilang, nafasku tersengal sengal dan nafsuku naik,

"sialan nih orang, gua di kasih rupi" batinku, aku terkena azab karena memberi dewo obat perangsang, sekarang aku kena rupi, sejenis obat perangsang extra kuat produksi filipina.,

"balik badan sayang" perintah irfan, akupun membalik badan,

"tau enggak aku punya nih salep pijat vagina? jika rajin dipake dan dipijit vaginamu akan seperti punya orang jepang, pink , sempit dan putih luarnya" ujar irfan seperti sales.

"mau pakai?" tanyanya, aku mengangguk. dia mengoleskan vaginaku dengan saleb itu, dia urut berlahan dan nikmat rasanya, tanpa sadar aku mencari dan memegangi tititnya.

"aku bukan pria yang kasar, aku akan memuaskanmu jika kamu minta," ucapnya mengelus kepalaku

"fan aku minta," ujarku berusaha mengeluarkan tititnya dari boxer namun dia menggeggam celananya,

"minta apa sayang, yang jelas Dong!"

"minta titit kamu! perkosa aku! puasin aku fan"

dia melepas genggamanya pada celananya dan tititnya aku keluarkan, dia masih bersila dan mengusap pipiku dengan tangan kirinya dan mencium keningku .

"as you wish my lady" ucapnya tersenyum lalu bergeser duduk di sebelah perutku, tangan kirinya mengacungkan jari tengahnya yang panjang ke mulutku dan aku menjilatinya, sementara jari jari kanannya yang lentik mengobok obok vaginaku dengan salep jepang, sementara mulutnya menghisap dadaku, sungguh halus permainanya,

"hmmmp.. hmmm.. enak ah., ach.. hmmmm.. kamu gentle banget," aku mengelus dadanya yang bertato,

"aku cinta kamu, makanya aku ga tega kamu tersakiti," ucapnya mengecup bibirku, tangan kanannya beralih meremas dadaku dan tangan kirinya meremas tangan kananku, kami berciuman frenhc kiss tangan kiriku berusaha melepas boxernya dan sukses. dia menjilat kupingku,

"kamu mau ngemut tititku say" ucapnya.

dia lalu berpindah, dia tiduran terlentang di lantai dan sekarang posisi kami 69, aku kaget tititnya bersih tiada bulu dan tak disunat, besar diameternya 5cm dan tingginya 15cm kira kiralah.

irfan menjilati vaginaku dengan halus, dan dia tau dimana klentitku, dia fokus disana .

"aaah... faaaan... kamu jago banget" serius aku baru merasakan bahwa sesuatu yang gentle bisa membuatku melayang, selama ini yang ku minta hanyalah kebrutalan dalam sex, namun irfan memberiku suatu yang baru,

aku mengocok tititnya dan mulai mengulumnya, di celah celah kepala tititnya ada bolot putih, aku tidak jijik malah aku jilati aku bersihkan pake lidahku.

"sayang aku mau keluar! minggir! " serunya menarik badanku dan nampak dia berdiri dan mengocok tititnya .

dan crot.. crot.. dia membuangnya ke arah meja bosnya. aku kecewa,

"kok enggak dimulut sih?" protesku, dia berjongkok dan mencium mulutku,

"aku enggak mau menodai mulutmu, aku eggak mau menyakiti wanitaku yang manis," ucapnya duduk menyender pada meja dan menyelonjorkan kakinya,

"sini manis, aku masukan tititku ke vaginamu" aku pun merangkak ke atas kakinya dan mengarahkan vaginaku ke tititnya, dia menarik tanganku dan menghisap susuku, tangan kanannya meremasi dadaku.

aku mulai naik dan turun merasakan gesekan gesekan nikmat di vaginaku,

"hmmmp.. hmmmah.. aahhhh.. fan, kamu jago deh, aah... kamu kuliah dimana ?"

"aku ngambil kedokteran" ucapnya tersenyum memandangku dan meremasi susuku dengan tangan kanan. dan tangan kirinya menopang punggunggu,

"pantes tau weak spot wanita"

dia mendorongku dan aku tidur miring, dia dibelakangiku dan memasukan tititnya ke vaginaku, aku merasa enak sekali karena tangan kanannya memainkan klitorisku sambil tititnya menyodokku dengan halus berirama, tangan kirinya dengan pengertian menjadi bantal untuk kepalaku, aku menoleh menatap wajahnya yang berkeringat, keringatnya sungguh lebat dan menetes ke muka ku, aku menjulurkan lidahku dan dia mengulum lidahku, tangan kiriku menggenggam tangan kirinya dan kami berciuman, tangan kananku kengelus pipinya.



akupun orgasme ..

'srrrt.. srrrrt..' namun dia tak menarik tititnya, dia hanya menghentikan genjotanya, memberikanku waktu menikmati dan memulihkan stamina,

"gila pengertian sekali nih irfan,"

dia menterlentangkanku dan menindihku, tititnya tak lepas dari vagina, hanya tak dia gejot.

"capek sayang? aku naikkin napsumu ya," ujarnya menjilati dadaku, aku begitu terbuai dan aku lebarkan kakiku bagai ayam di pasar,

"fan, kamu gentle banget sih! pasti cewekmu suka ya setiap kali kamu entot !"

irfan menggeleng," aku jomblo, cuma sex buddy ku banyak," jawabnya tertawa,

mengelus rambutku yang lengket karena keringat dan dia menciumku, lidahnya pinter benget mengusap langit langit mulutku, sementara jarinya mengelus susuku, desirannya beda, sangat halus dan begitu mengena sampai ke ubun ubun, dia menghembuskan nafas hangatnya ke sekitar leherku memberikan sensasi yang aduh sulit di jabarkan, coba aja sendiri deh.

"fan, entot" pintaku membisikan pada kupingnya, irfan menggenjotku dalam posisi misionari, kakiku aku lebarkan selebarnya, irfan nampak mengambil jaket kulit, bajuku, celananya dan dia susun di bawah bokongku,

"shiit !! rasanya titit irfan bertambah panjang!" ya vaginaku terdorong ke atas karena di bawah bokongku ada pengganjal,

"fan.. yaah ampun kamu cerdas banget!!!!" seruku merem melek, genjotan irfan yang slow tiba tiba menjadi semakin cepat, busa putih mulai tercipta .

'sleep.. selp.. slep.. slep..' dan nafasnya nampak tak beraturan.

"sayang aku buang didalam boleh?" tanyanya.

aku yang terbuai permainanya mengagguk, dia menciumku dan aku menjambak rambutnya melingkarkan kakiku ke bokongnya .

dan srt.. srt.. srrrrrt.. srt.. , rahimku penuh dengan maninya. irfan ambruk di atasku.

aku menepuk nepuk punggungnya yang penuh tato dan keringat,

"nice job" bisikku, menjilati lehernya.

dia tersenyum dan mencium keningku,

"bunga gua ga peduli siapa aja yang lu entot, gua mau elu jadi pacar gua" ucapnya masih di atasku,

"tapi aku udah punya pacar," jawabku lirih

"kalau perlu aku habisi pacarmu,"

aku tersenyum "enggak perlu gitu, iya aku jadiin kamu pacarku, tapi yang keberapa ya" godaku

irfan tersenyum dan mencium pipiku, tangannya meremas susuku,

"yuk mandi di shower hanget terus ku anter pulang" ajaknya menggandengku ke kamar mandi.

shower hidup dan dia menyabuniku dengan halus, aku terkejut vaginaku semakin putih dan dalamnya pink!

"omg fan salepmu manjur! minta sini aku bawa pulang buat aku dan adiku!" pintaku.

irfan dengan nakal meremas vaginaku,

"obat salepnya itu 5 juta perbotol, kalau pengen dateng aja ke aku, biar aku salepin!" bisiknya mengocok vaginaku, dia masukan sabun batangan jepang ke vaginaku, lalu dia tambah dengan sodokan tititnya,

"aku bersiin rahim mu pake sabun jepang, biar sisa sisa mani dari pria kotor bernama rei dan irvan keluar dari rahim sucimu!" serunya

"ooh.. ooh.. ooh.. " aku merasakan vaginaku penuh dan dinding rahimku bagai diobok obok, sungguh calon dokter kandungan ini hebat sekali dan benar aku merasa plong sehabis dibersihkan pake sabun itu.

aku menjadi bingung, ada irfan , dewo , rei dan alvin. semuanya aku suka , semuanya punya tekniknya sendiri, namun apa yang harus kulakukan? aku sudah menjadi lonte sekarang,

bersama calon dokter ini rahimku bersih, vaginaku menciut dan menjadi pink putih bersih, kulitku juga bersih putih. dia begitu gentle aku sungguh bagai ratu di tangannya.

sementara rei itu kotor, brutal jorok namun dia sayang padaku, setiap ngentot pasti jorok namun aku puas diservicenya dan hanya dia yang tak perna meminta, hanya memberi, dia juga pekerja keras dan aku merasa nyaman didekatnya.

dewo, walau tititnya kecil dan ga kuat tanpa obat, namun dia ahli surga, bisa menjadi penyelamatku kelak di akhirat. dia juga rela aku dua tiga empatin.

alvin walau brengsek, namun dia pacarku dan enggak pernah ribut minta putus, dia kaya raya dan aku sering dimanjakan uang olehnya.

bingung aku bingung. . .

back to top